Kriteria Struktur Bangunan – Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan kriteriayang dapat digunakan untuk menentukan bahwa struktur sesuai denganmanfaat penggunaannya.
Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara aman, tanpakelebihan tegangan pada material dan mempunyai batas deformasidalam batas yang diizinkan. Kemampuan layan meliputi:
− Kriteria kekuatan yaitu pemilihan dimensi serta bentuk elemenstruktur pada taraf yang dianggap aman sehingga kelebihantegangan pada material (misalnya ditunjukkan adanya keratakan)tidak terjadi.
− Variasi kekakuan strukturyang berfungsi untuk mengontrol deformasi yang diakibatkan oleh beban. Deformasi merupakanperubahan bentuk bagian struktur yang akan tampak jelas olehpandangan mata, sehingga sering tidak diinginkan terjadi.
Kekakuansangat tergantung pada jenis, besar, dan distribusi bahan padasistem struktur.Untuk mencapai kekakuan struktur seringkalidiperlukan elemen struktur yang cukup banyak bila dibandingkanuntuk memenuhi syarat kekuatan struktur.
− Gerakan pada struktur yang juga berkaitan dengan deformasi.Kecepatan dan percepatan aktual struktur yang memikul bebandinamis dapat dirasakan oleh pemakai bangunan, dan dapatmenimbulkan rasa tidak nyaman.
Pada struktur bangunan tinggiterdapat gerakan struktur akibat beban angin. Untuk itu diperlukankriteria mengenai batas kecepatan dan percepatan yang diizinkan.Kontrol akan tercapai melalui manipulasi kekakuan struktur dankarakteristik redaman.
Kriteria Struktur Bangunan
1. Efisiensi
Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relatiflebih ekonomis.Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalahjumlah material yang diperlukan untuk memikul beban.
Setiap sistemstruktur dapat memerlukan material yang berbeda untuk memberikankemampuan layan struktur yang sama. Penggunaan volume yangminimum sebagai kriteria merupakan konsep yang penting bagi arsitek maupun perencana struktur.
2. Konstruksi
Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan struktural. Konstruksi merupakan kegiatan perakitan elemen-elemen atau materialmaterial struktur. Konstruksi akan efisien apabila materialnya mudahdibuat dan dirakit.
Kriteria konstruksi sangat luas mencakup tinjauantentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan, sertajenis dan alat yang diperlukan dan waktu penyelesaian.
Pada umumnyaperakitan dengan bagian-bagian yang bentuk dan ukurannya mudahdikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada merupakan hal yangdikehendaki.
3. Ekonomis
Harga merupakan faktor yang menentukan pemilihan struktur.Konsepharga berkaitan dengan efisiensi bahan dan kemudahanpelaksanaannya.
Harga total seuatu struktur sangat bergantung padabanyak dan harga material yang digunakan, serta biaya tenaga kerjapelaksana konstruksi, serta biaya peralatan yang diperlukan selamapelaksanaan.
4. Pembebanan pada Struktur
Hal penting yang mendasar adalah pemisahan antara beban-bebanyang bersifat statis dan dinamis.Gaya statis adalah gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur. Deformasi ini akan mencapai puncaknya apabila gaya statismaksimum.
Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba dan/atau kadang-kadang pada struktur. Pada umumya mempunyai karakterisitik besar dan lokasinya berubah dengan cepat.
Deformasistruktur akibat beban ini juga berubah-ubah secara cepat. Gaya dinamis dapat menyebabkan terjadinya osilasi pada struktur hingga deformasi puncak tidak terjadi bersamaan dengan terjadinya gaya terbesar.
a) Gaya-gaya Statis
Gaya-gaya statis pada umumnya dapat dibagi lagi menjadi beban mati, beban hidup, dan beban akibat penurunan atau efek termal.
- Beban Mati adalah beban-beban yang bekerja vertikal ke bawahpada struktur dan mempunyai karakteristik bangunan, seperti misalnyapenutup lantai, alat mekanis, partisi yang dapat dipindahkan, adalah beban mati.Berat eksak elemen-elemen ini pada umumnya diketahui atau dapatdengan mudah ditentukan dengan derajat ketelitian cukup tinggi.
- Beban hidup adalah beban-beban yang bisa ada atau tidak adapada struktur untuk suatu waktu yang diberikan. Meskipun dapat berpindahpindah,beban hidup masih dapat dikatakan bekerja secara perlahan-lahanpada struktur.
Dalam peraturan pembebanan Indonesia, beban hidup meliputi:
- Beban hidup pada lantai gedung
Beban sudah termasuk perlengkapan ruang sesuai dengankegunaan ruang yang bersangkutan, serta dinding pemisah ringan dengan berat tidak lebih 100 kg/m2. Beban untukperlengkapan ruang yang berat harus ditentukan tersendiri.
Beban tidak perlu dikalikan koefisien kejut. Beban lantai untuk bangunan multi guna harus menggunakanbeban terberat yang mungkin terjadi.
- Beban hidup pada atap bangunan
Untuk bagian atap yang dapat dicapai orang harus digunakanminimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar. Untuk beban akibat air hujan sebesar (40 – 0.8 α) kg/m2, denganα adalah sudut kemiringan atap bila kurang dari 50°.
Beban terpusat untuk pekerja dan peralatan pemadamkebakaran sebesar minimum 100 kg. Bagian tepi atap yang terkantilever sebesar minimum 200 kg. Pada bangunan tinggi yang menggunakan landasan helikopterdiambil sebesar 200 kg/m2 .
b) Beban Angin
Struktur yang berada pada lintasan angin akan menyebabkan anginberbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akanber-ubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau isapanpada struktur.
Besar tekanan atau isapan yang diakibatkan oleh angin padasuatu titik akan bergantung pada kecepatan angin, rapat massa udara,lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku permukaan struktur, bentukgeometris, dimensi dan orientasi struktur.